BAB
I
Konsep
Dasar Penyakit Diare
1.
Pengertian
Diare
adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3
kali/hari) serta banyaknya (lebih dari 200 g/hari) dan konsistensi (feces
cair)”. (Suzanne dan brenda G Bare, 2002 : 1093)
Diare
adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebih yang terjadi karena
frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer
atau cair (Suriadi, Rita Yuliani, 2001 : 83).
Dari
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa diare adalah defekasi yang
abnormal dengan konsistensi feces encer dan cair.
2.
Anatomi dan Fisiologi
Saluran Cerna ( Rosa M. Sacharin, 1994 : 440)
a.
Anatomi
Mulut
merupakan bagian pertama dari saluran pencernaan. Mulut dibatasi pada kedua
pipi yang dibentuk oleh muskolus basiratorius atapnya adalah palatum yang
memisahkan dari hidung dan bagian atas dan faring, lidah membentuk bagian
terbesar dari mulut.
1)
Lidah
Lidah menempati kavum oris dan
melekat secara langsung pada epiglotis dalam paring.
2)
Gigi
Manusia dilengkapi dengan dua set
gigi yang tampak pada masa kehidupan yang berbeda-beda. Set pertama adalah gigi
primer atau susu. Set kedua atau set permanen menggunakan gigi primer mulai tumbuh
pada sekitar umur 6 tahun.
3)
Esofagus
Esofagus merupakan tuba otot.
Berukuran 8-10 cm dari kartilago krikoid sampai bagian kardia lambung panjang
berganda selama 3 tahun setelah kelahiran sesudahnya kecepatan pertumbuhan
lebih lambat hingga mencapai panjang dewasa yaitu 23-30 cm.
4)
Lambung
Kapasitas lambung adalah antara
30-35 ml saat lahir dan meningkat sekitar 75 ml pada minggu kedua, pada akhir
bulan pertama sekitar 10 ml dengan terjadinya perkembangan bayi, lambung
berkembang sehingga mempunyai seluruh gambaran dari lambung dewasa.
5)
Usus kecil
Usus kecil dibagi lagi menjadi
deudenum, jejenum, ileum. Panjangnya saat lahir sekitar 300 sampai 350 cc
meningkat sekitar 50 persen selama tahun pertama kehidupan. Dinding usus dibagi
menjadi beberapa lapisan mukosa, sub mukosa, muskuler dan serosa (peritoneal).
6)
Usus Besar
Usus besar berjalan dari katup
ileosaekal ke anus. Dibagi dalam lima
bagian : Caekum, kolon asenden, kolon transversum dan kolon desenden serta
kolon sigmoid.
7)
Anus
Anus adalah bagian dari saluran
pencernaan yang menghubungkan rektum dengan dunia luar. Terletak di dasar
pelvis, dindingnya diperkuat oleh 3 spingter yaitu spingter ani internus,
spingter levator dan spingter ani ekstemus.
b.
Fisiologi
1)
Mulut
Fungsi
saliva terutama adalah mekanis, membantu menelan, membantu berbicara, dan juga mempunyai aksi
antiseptik.
2)
Lambung
Fungsi
utama dari lambung adalah menyiapkan makanan untuk pencernaan usus,
pemecahannya penambahan makanan cairan pada makanan ketika direduksi menjadi
konsistensi setengah cair dan meneruskannya ke duodenum.
3)
Usus kecil
Mensekresikan
cairan alkali yang kaya mukus, yang
melindungi absorbsi.
4)
Usus besar
Fungsi
dari usus besar yaitu mensekresikan mukus yang mempermudah jalannya feces dan
mengeluarkan fraksi zat yang tidak terserap.
5)
Anus
Anus
berfungsi untuk mengeluarkan feces.
1.
Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam
beberpa faktor
a.
Faktor Infeksi
1)
Bakteri
2)
Virus
3)
Jamur, candida
enteritis.
4)
Parasit, giardia
clambia, crytoporidium
5)
Protozoa
b.
Bukan faktor infeksi
1)
Alergi makanan, susu,
protein.
2)
Gangguan metabolik
3)
Iritasi langsung pada
saluran pencernaan oleh makanan.
4)
Obat-obatan,
antibiotik.
5)
Penyakit usus, colitis
okeratif, enterocolitis
6)
Emosional atau stress.
7)
Obstruksi
Penyakit infeksi,
otitis media, infeksi saluran nafas atas, saluran kemih
2.
Patofisiologi
Individu yang mengalami
diare berat dapat meninggal akibat syok hipovolemik dan kelainan elektrolit.
Tahapan dehidrasi :
a.
Dehidrasi ringan :
berat badan menurun 3%-5% dengan volume cairan yang hilang kurang dari 50 ml/kg
b.
Dehidrasi sedang :
berat badan menurun 6%-9% dengan volume cairan yang hilang 50-90 ml/kg
c.
Dehidrasi berat : berat
badan menurun lebih dari 10% dengan volume cairan yang hilang sama dengan atau
lebih dari 100 ml/kg.
1.
Manifestasi Klinik
Mula-mula pasien
cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tak
ada, kemudian timbul diare. Tinja cair mungkin disertai lendir dan darah.
2.
Penatalaksanaan
a.
Medik
Dasar pengobatan diare
adalah :
1)
Pemberian cairan
Pemberian cairan pada
pasien diare dengan memperhatikan derajat dehidrasi dan keadaan umum.
a)
Cairan per oral
b)
Cairan parenteral
2)
Obat-obatan
a)
Obat anti sekresi
b)
Obat spasmolitik dan
lain-lain.
c)
Anti biotik
b.
Keperawatan
Masalah pasien
diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadinya gangguan sirkulasi darah,
kebutuhan nutrisi, resiko terjadinya komplikasi gangguan rasa nyaman, kurangnya
pengetahuan orang tua mengenai penyakit.
BAB II
PENUTUP
Diare adalah
peningkatan keenceran dan frekuensi tinja. Diare dapat terjadi akibat adanya
zat terlarut yang tidak dapat diserap didalam tinja, yang disebut diare
osmotik, atau karena iritasi saluran cerna. Penyebab tersering iritasi adalah
infeksi virus atau bakteri diusu halus distal/usus besar.
Iritasi usus oleh suatu
patogen mempengaruhi lapisan mukosa usus, sehingga terjadi peningkatan
produk-produk sekretorik, termasuk mukus. Iritasi oleh mikroba juga
mempengaruhi lapisan otot sehingga terjadi peningkatan motilitas. Peningkatan
motilitas menyebabkan banyak air dan elekrolit terbuang karena waktu tersedia
untuk penyerapan zat-zat tersebut di kolon berkurang. Individu yang mengalami
diare berat dapat meninggal akibat syok hipovolemik dan kelainan elektrolit.
Toksin kolera yang dikeluarkan oleh bakteri kolera adalah contoh dari bahan
yang sangat merangsang motalitas dan secara langsung menyebabkan sekresi air
dan elektrolit kedalam usus besar, sehingga unsur-unsur plasma yang penting ini
terbuang dalam jumlah besar.
Diare dapat disebabkan
oleh faktor psikologis, misalnya ketakutan/jenis-jenis stress tertentu yang
diperantarai oleh stimulasi oleh saraf parasimpatis.
DAFTAR PUSTAKA
Elizabeth
J. Corwin. Buku Saku Patofisiologi, Jakarta
: EGC, 2000.
Mr.
Ja Kim. Diagnosa Keperawatan, Jakarta
: EGC, 1994.